Polda Jatim edukasi etika berlalu lintas santri Ponpes Tebuireng

Surabaya – Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur memberikan edukasi etika berlalu lintas dengan baik di Jalan kepada para santri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Selasa.

“Edukasi ini sebagai rangkaian HUT Polantas ke-67 pada tanggal 22 September mendatang,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Kombes Pol Muhammad Taslim Chairuddin.

Edukasi tersebut, kata Kombes Taslim, dilakukan berangkat dari keprihatinan bahwa tanpa disadari setiap harinya ada 15 orang yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lantas di Jatim.

“Lebih ironis lagi yang MD itu 82 persen berusia antara 16 tahun sampai 60 tahun atau usia produktif. Ketika usia produktif terus berkurang maka usia tidak produktif tidak tertanggung, kesempatan sekolah terbatas, dan tentu juga membatasi ruang kerja,” ujarnya.

Untuk itu, Ditlantas Polda Jatim memberikan edukasi yang menyasar siswa SMA/SMK, mahasiswa guru, serta santri di lingkungan pondok pesantren.

“Sebab kecelakaan selalu berawal dari berbagai pelanggaran lalu lintas di jalan atau ketika pengemudi,” kata dia.

Mantan Kapolres Jepara ini menambahkan bahwa dari perspektif keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), kebodohan dan kemiskinan adalah potensi gangguan yang harus diselesaikan agar tidak berkembang menjadi gangguan nyata.

Lanjutnya, para ahli memperkirakan bahwa pada tahun 2040 Indonesia akan mengalami kejayaan karena adanya bonus demografi.

Akan tetapi jika tidak diwaspadai dengan baik, bonus demografi ini bisa berbalik menjadi bencana demografi yang disebabkan generasi muda tidak mampu bersaing menghadapi era disrupsi.

“Itulah mengapa kami peduli untuk turun ke sekolah, pondok pesantren, universitas. InsyaAllah kami akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Jatim untuk menanamkan nilai-nilai, wawasan kebangsaan, wawasan terkait bagaimana etika berlalu lintas yang baik dan benar di jalan,” katanya.

Roadshow ke tempat pendidikan itu, kata Kombes Taslim juga untuk mendekatkan diri kepada anak-anak agar di dalam diri mereka tidak pernah takut dengan Polantas tetapi takut aturan yang ada.

“Penanaman nilai-nilai ini akan beriringan dengan sistem penegakan hukum elektronik yang efektif dan efisien. Semua orang akan merasa terawasi setiap saat di manapun dan kapanpun, serta ditegakkan hukum secara tegas dan konsisten,” ucapnya. (Ant)